Jumat, 13 September 2019

Teks Cerita Sejarah Pribadi


PELAJAR YANG HAUS AKAN PENGALAMAN
           
            Namaku Rahmat Ramadhan, aku biasa dipanggil dengan sebutan Rahmat, aku anak pertama dari tiga bersaudara. Aku dilahirkan pada desember 2001 oleh keluarga sederhana. Dengan penuh kasih sayang kedua orangtuaku membesarkan dan mennidikku dingga saat ini. Sekarang aku bersekolah di SMAN 4 Depok. banyak hal-hal sudah yang kuhadapi, Sebelum aku menemukan berbagai kebahagian dalam hidupku, jika ada orang yang mengatakan bahwa kehidupanku selalu indah maka mereka salah.
            Pada tahun 2006, aku masuk ke taman kanak-kanak. Sebenarnya, aku belum ingin bersekolah tetapi orang tuaku menyuruhku untuk sekolah dengan alasan agar aku dapat mulai mengenal lingkungan, akhirnya aku pun setuju karena di dalam pikiranku sekolah taman kanak-kanak cukup menyenangkan. Namun setelah kujalani, taman kanak-kanak tidak seperti yang ku pikirkan. Banyak hal yang menjengkelkan, mulai dari teman-teman yang tidak asyik hingga pelajaran yang tidak ku sukai.
            Setelah tamat dari taman kanak-kanak pada tahun 2008, aku memasuki sekolah baruku yaitu MI An-nizhomiyah. Aku mengira, kehidupanku di Sekolah Dasar sama dengan kehidupanku di taman kanak-kanak, namun ternyata pikiranku salah. Di Sekolah Dasar aku menemukan kehidupan baru, di sana aku banyak menemukan teman-teman yang membuat kesendirianku terhapuskan. Di sekolah dasar aku mulai belajar bagaimana caranya bergaul dan berinteraksi dengan lingkungan. Setiap hari kulalui dengan bermain dan bercanda bersama teman-teman ku, di situlah aku merasakan indahnya kehidupan.
           
            Banyak sekali kejadian-kejadian unik semasa kehidupan ku di sekolah dasar, salah satunya yang paling berkeasn adalah saat hari ketika sekolah mengadakan suntik imunisasi, saat itu yang kupikirkan hanyalah rasa takut akan betapa sakitnya ketika sebatang jarum yang tajam masuk kedalam tangan ku. Badan ku terasa panas dingan karena ketakutan menunggu namaku dipanggil untuk masuk keruangan imunisasi. Beberapa saat kemudian namaku disebutkan, akan tetapi bukannya masuk, aku malah berlalri terbirit-birit menjauh dari ruangan itu.